Jumat, 15 Februari 2013

rumah kediaman bung karno

Wisata Sejarah : Rumah Kediaman Bung Karno


 
  • Wisata Sejarah : Rumah Kediaman Bung Karno
 
Terkenal dengan sebutan Bumi Rafflesia, propinsi Bengkulu menyimpan beragam tempat wisata yang sangat menarik, dari panorama alam yang indah, wisata bahari dan wisata sejarah yang bernilai untuk diketahui saat mengunjungi propinsi ini.
Salah satu obyek wisata sejarah yang sangat menarik dan jangan Anda lewatkan saat berkunjung ke propinsi Bengkulu adalah Rumah Kediaman Bung Karno Saat Pengasingan di Bengkulu (1938-1942), sebagai saksi sejarah perjuangan Bapak Proklamator Indonesia sebelum menjadi Presiden Republik Indonesia Pertama.



Rumah Kediaman Bung Karno

RUMAH PENGASINGAN BUNG KARNO
Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian, yaitu pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Bung Karno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942, rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough, berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll  Bujur Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan air laut.Beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, Anggut, Kota Bengkulu.

Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama dan bentuk jendela berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang, sedangkan pada ventilasi terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m. 

Dulu luas lahan keseluruhan rumah ini mencapai 4 hektar, selain rumah utama, ada beberapa bangunan lain. Dengan berjalannya waktu, oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu lahan yang ada kemudian dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah daerah setempat.

 
Beberapa koleksi foto yang menempel di dinding

Di dalam rumah pengasingan ini tersimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah. Benda-benda tersebut merupakan saksi bisu yang menemani sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan. Meskipun rumah ini tidak terbilang besar, namun pembagian ruang dan penataan benda-benda berharga tersebut cukup rapi dan teratur.

Di teras, selain meja dan kursi, ada dua lemari kecil, satu untuk menyimpan berbagai jenis suvenir dan satu lagi menjadi tempat menyimpan makanan khas Bengkulu dan berbagai jenis kue lainnya. Bergeser sedikit ke dalam rumah, pengunjung dapat menjumpai sepasang kursi tua. Di sisi kanan terdapat tiga buah kamar dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Di dalam kamar tidur terdapat ranjang besi yang merupakan tempat tidur Bung Karno saat ia menghuni rumah ini. Di dalam satu dari tiga kamar lainnya, yang terletak di bagian depan, terpajang sepeda tua, kendaraan yang biasa dipakai Bung Karno untuk bepergian ketika itu.

 
Sepeda tua Bung Karno

Di kamar paling tengah ditempatkan sebuah lemari gandeng berukuran 2 x 1,5 meter, tempat buku koleksi Bung Karno dipajang. Sebuah lemari pakaian menyimpan pakaian serta beberapa benda bekas pemain sandiwara ketika itu, seperti kebaya dan payung tua terbuat dari kertas, semuanya telah tampak usang dan pudar warnanya.
Kamar terakhir, pada bagian belakang, tampak kosong, tapi pada setiap bagian dinding terpajang bingkai-bingkai foto berukuran besar; tampak foto-foto Bung Karno beserta Ibu Inggit dan keluarga serta kerabatnya yang lain, termasuk foto Fatmawati yang ketika itu baru beranjak dewasa.

Pada bagian belakang rumah terdapat beranda dengan sepasang kursi santai. Pada bagian kanan terdapat bangunan memanjang ke belakang, terdiri atas lima petak, di antaranya merupakan kamar kecil atau kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang dan dapur.

Koleksi Buku-Buku Bung Karno
Namun, koleksi peninggalan yang sebenarnya paling berharga di dalam rumah ini adalah buku-buku Bung Karno yang jumlahnya mencapai ratusan buah. Deretan buku-buku tebal tersebut meliputi pelbagai jenis, seperti karya sastra klasik, ensiklopedia, data kepemimpinan Jong Java, hingga Alkitab Pemuda Katolik. Sayang sekali, buku-buku yang sebagian besar berbahasa Belanda itu sudah dalam keadaan rapuh dan hancur termakan usia. Jika diprosentasikan, sekitar 60 persen dari semua buku yang ada di Rumah Pengasingan Bung Karno ini rusak parah.

 
Buku-buku koleksi Bung Karno

GALERI JEPRET (lihat foto lainnya)

Sampul buku sebagian besar berlubang atau hancur. Warna buku pun sudah memudar dan rapuh. Tidak ada alat pengatur suhu atau sarana penjaga keawetan buku, seperti layaknya sebuah museum.
Selain buku koleksi Bung Karno, puluhan seragam kelompok Tonil Monte Carlo juga disimpan di rumah ini. Sungguh disayangkan, di dalam lemari penyimpanan ini juga tidak dilengkapi dengan pengatur suhu dan cahaya untuk mencegah kerusakan akibat pelapukan dan berbagai faktor lain.

Sumber Informasi : Situs Pemerintahan Kota Bengkulu (www.bengkulukota.go.id)
Foto-foto : kiriman Bapak Setiawan - Jakarta (wisata Desember 2009)


Mari bersama-sama kita turut mendukung melestarikan aset sejarah yang sangat bernilai ini, sebagai saksi sejarah dan bahan pendidikan bagi generasi yang akan datang. Berkunjung ke propinsi Bengkulu dan mengetahui lebih dekat berbagai obyek wisata sejarah yang ada di sini, pastinya akan lebih mengesankan. Dan juga jangan lewatkan berkunjung ke tempat-tempat wisata lainnya yang dimiliki Bumi Rafflesia-Bengkulu, dari keindahan wisata alamnya, wisata bahari dan wisata kuliner - belanja.

LIHAT PETA LOKASI
Oleh : Promolagi.com , Tanggal : 13 July 2010 , Dilihat : 1763 kali.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar